Diposting oleh
Mohammed Jevrie
Selasa, 28 Juli 2009
JAKARTA - Empat wanita memasuki cafe di sebuah plaza di Jakarta. Sambil menunggu makanan dan minuman yang telah dipesan, mereka mencoba membunuh waktu dengan memainkan jari jemari mereka di ponsel. Meski keempat wanita tersebut bersahabat, namun tidak ada obrolan menarik yang keluar dari mulut mereka. Keempatnya masih tetap asyik memainkan ponsel, sampai pesanan datang.
Apa yang mereka lakukan? Ternyata keempat wanita tersebut membicarakan wanita gemuk yang duduk tepat di depan mereka melalui messenger di ponsel pintar genggaman mereka masing-masing, sambil sesekali membuka akun facebook hanya untuk mencari status update milik teman.
"Kami mulai menyukai messenger di Blackberry setelah menyadari bahwa BBM (sebutan untuk Blackberry Messenger) lebih terasa privasinya. Dulu kami sering berkomunikasi seperti ini lewat SMS namun terkadang harus menunggu lama untuk mendapat balasannya." ujar Rani, yang mengaku menggunakan BBM untuk membicarakan gosip mengenai apa saja di sekitar mereka.
"Bergosip di BBM lebih komunikatif," timpal Icha.
Hal ini bisa menjadi bukti terhadap hasil poling yang pernah digelontorkan okezone baru-baru ini. Dalam poling tersebut, 61 persen koresponden mengaku lebih suka mengakses Facebook dan Messenger di ponsel pintar mereka. Bahkan, 27 persen di antaranya mengaku hanya bisa menelepon dan SMS di smartphone tersebut. Sedangkan aktivitas menerima/ menulis email dan browsing portal berita, masing-masing dilakukan oleh 5 persen dan 7 persen koresponden yang total berjumlah 421 pengunjung. Padahal saat RIM dan Apple membuat ponsel pintar, niat mereka ditujukan untuk mendukung mobilitas para pekerja. Sehingga tidak heran jika perangkat tersebut dibandrol dengan harga yang cukup mahal.
Saat dihubungi okezone beberapa waktu lalu, pengamat gadget yang pernah sukses memasarkan pioneer ponsel China HiTech Mobile, Kusuma Ruslan mengatakan bahwa prestis benar-benar mampu mengalahkan fungsi. Hal ini dikarenakan karakter konsumen Indonesia yang unik. Menurutnya, konsumen di Indonesia sangat menyukai perangkat dengan harga yang mahal, meski fitur yang diusungnya biasa saja.
"Di Indonesia, kalau tidak mahal maka tidak akan laku karena konsumen kita masih suka mementingkan gengsi yang tinggi," ujar pria yang kerap dipanggil Akiong ini.
Hal yang sama juga diungkapkan Executive Editor Majalah MacWorld Indonesia Aulia Masna saat mengomentari kedatangan iPhone di Indonesia, ia mengungkap bahwa masyarakat Indonesia kerap membeli dahulu barang yang diinginkan tanpa harus mengetahui fungsi di dalamnya.
"Di sini, orang beli dulu barangnya, baru mengerti fungsi belakangan. Yang penting gengsi, jadi makin mahal makin laku," ujar Aulia yang pernah dinobatkan sebagai seleb Mac.
Fenomena seperti ini bukanlah hal yang baru dalam industri ponsel. Saat ponsel mewah turunan Nokia, Vertu mulai muncul di Indonesia misalnya, masih saja ada peminatnya meski harganya jauh dari murah dan tidak memiliki fungsi apa-apa.
Menanggapi hal ini, VP Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo mengatakan bahwa fenomena seperti ini telah berlaku pada ponsel pintar manapun, baik Blackberry, iPhone atau HTC Android sekalipun.
"Fenomena chatting dan Facebook di Blackberry juga terjadi di iPhone. Sayangnya, pamor Blackberry yang lebih kuat mampu membuat fenomena ini lebih heboh, ketimbang di iPhone," ujar Gideon saat dihubungi okezone, Senin (27/7/2009) kemarin.
Sayangnya, fenomena ini malah membuat penetrasi internet tidak merata karena hanya bisa dinikmati oleh kalangan berduit yang kebanyakan tinggal di kota-kota besar. Menanggapi hal ini, Gideon tidak menyalahkan harga. Menurutnya, Telkomsel memberikan layanan yang setimpal dengan harga yang dikeluarkan.
"Pasar memang menginginkan segalanya murah. Padahal di balik harga yang sekarang berlaku, kami mengganjar dengan menghadirkan banyak layanan yang bisa dinikmati. Serta dukungan jaringan yang berkualitas, tentu saja," papar Gideon.
Namun begitu, Telkomsel menyadari perjalanan masih cukup panjang untuk bisa memuluskan rencana membuat masyarakat memaksimalkan smartphone mereka. Setidaknya, Telkomsel telah siap bersaing melalui banyaknya perangkat yang bisa dijadikan pilihan dalam berinternet, baik menggunakan Blackberry, iPhone 3G, HTC 'Android' Magic, maupun menggunakan notebook lewat jaringan Telkomsel Flash. Tinggal memberikan edukasi kepada pelanggan secara maksimal tentang kemampuan lebih yang dimiliki perangkat-perangkat tersebut.
Tentu saja, bukan hanya untuk chatting, Facebook atau sekedar bergaya.
0 komentar